Sunday, July 14, 2013

Alasan

Aku memandang sebuah benda segi empat ungu bersampul plastik yang terletak di atas meja. Simple. Undangan reuni almamaterku. Tak cukup sosialisasi mereka via email saja rupanya. Mungkin karena reuni ini memang reuni akbar yang sudah direncanakan sejak lama. 

Hhh.

Aku menghela nafas dalam. Aku kebingungan mencari cara dan alasan agar bisa tak hadir di acara itu. Setelah aku berhasil lolos dari segala undangan reuni mini, aku kehabisan kata untuk menolak hadir. Maka berarti aku harus hadir. 

Sebenarnya aku suka ngumpul bersama rekan-rekanku. Sekedar membincangkan ini dan itu sambil ngopi, atau diskusi seputar informasi terkini. Namun, tak pernah sekalipun aku pernah melakukannya dengan teman dan rekanku dimasa lalu. Aku enggan bertemu mereka. Melihat mereka kembali layaknya membuka masa laluku yang penuh perang batin.

Aku membuka memori masa lalu. Seorang aku dengan dandanan rapi. Kemeja dan celana licin karena disetrika. Dan kacamata minus tebal yang tak pernah lepas bertengger dihidungku. Nongkrong di pustaka, aroma buku, itu seleraku. Dan lagi…

Duh. Sesak rasanya dada ini mengingatnya.

Aku letakkan kembali album foto lama nan berdebu ke dalam laci. Kurebahkan diriku ke sofa. aku meraih remote dan menyalakan televisi. Kutekan asal dan tivi menyala. Kulempar remote begitu saja. Aku menaikkan kaki. Memeluk lutut dengan mata lurus menatap tivi. Tak terlalu kuperhatikan program acara yang ada. Aku sibuk dengan pikiranku sendiri.

Setelah sekian lama, apakah sekarang saatnya aku akan membuka semuanya? Aku muncul kembali dengan penampilan baru yang sudah pasti akan membuat teman-temanku itu mengaga lebar-lebar. Sukur-sukur jika tidak ada yang histeris kemudian pingsan.

Ah.

Aku memandang bayangan seorang wanita cantik berambut panjang yang terpantul samar di layar televisi. Dengan sweater kebesaran, memeluk lutut dan mata menatap lurus kearah tivi. Hactshi! Hidungku berair. Aku menyentuh dahiku. Hangat. Sepertinya aku akan demam lagi.

Bruk!

Aku menghempaskan tubuhku ke sofa. Pikiranku mumet. Kepalaku terasa berat. Dan, sepertinya memang belum. Belum saatnya mereka mengetahui semuanya. Dan untuk tak datang? Demamku ini bisa dijadikan alasan agaknya.

#JuliNgeblog #Day11

No comments:

Post a Comment