Tita
kembali meraih handphone nya yang tak henti berdering sejak tadi. Panggilan
lagi. Dari nomor yang sama. Indra. Orang yang luar biasa keras kepala karena
tak kunjung mengerti tentang hubungan yang telah mereka akhiri lama. Tita
membiarkannya. Sebentar lagi juga bakal bosan. Pikirnya.
Tita
beranjak dari meja kerjanya. Sebelum pulang ia harus mampir ke market
sebentar. Stok sayuran dirumah sudah berkurang. Menuju mobil, ia kembali
melirik handphone digenggamannya. Sudah tak ada deringan. Aman. Hanya tak lama,
hapenya berbunyi lagi. Ada sms masuk.
Tita, aku gak nyangka kamu setega ini. Atas apa yang telah aku korbankan. Kamu akan menerima balasannya.
“Dasar
psycho!” maki Tita. Dilemparnya hape ke jok sebelah. Hapenya berbunyi lagi. Ia tak
perduli. “Paling dari orang gila itu lagi” rutuknya. Mesin mobil sudah menyala.
Ia tancap gas dengan segera.
***
Apartemennya
masih gelap. Ia mengunci pintu kembali dengan kesusahan karena bawaan barang
belanjaan. Pintu sudah terkunci, dengan santai ia berjalan ke arah dapur tanpa
menyadari ada yang memata-matai. Tak perlu
waktu lama. Bayangan hitam pekat menjelma menjadi seorang bertubuh tinggi besar
dengan balutan baju hitam-hitam. Menyerang Tita dari belakang.
“AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!”
Suara Tita
melengking kuat. Ia kaget setengah mati. Belanjaannya jatuh berserakan menimpa
kaki.
“Surpriseeeeeee!!!”
Seketika ruangan terang benderang. Masih dalam kaget yang bukan kepalang ia
menonjok perut orang yang menerkamnya dari belakang.
“Aduh,
sakit…” katanya mengaduh.
“Kamu ini, datang
gak bilang-bilang. Pake acara nerkam-nerkam pula”
“Lho, aku
kan udah sms kamu. Hapenya gak dibaca yaaa?”
Tita diam.
Dia segera membereskan belanjaan yang berjatuhan.
“Hey”
lelaki tadi turut duduk.
“Hm” jawab
Tita cuek.
“Aku ingin
kasih kamu ini…” Doni mengansurkan sebentuk indah cincin berlian.
“Marry me?”
katanya. Dan seketika mata Tita berkaca-kaca.
#JuliNgeblog #Day2
No comments:
Post a Comment