Ali terjaga
tiba-tiba. Ia menggerak-gerakkan badannya, meliuk ke kiri dan kekanan. Perenggangan
otot ya namanya? Terasa pulas sekali tidurnya. Kamarnya pun gelap. Hanya semburat
cahaya dari neon diluar yang sedikit menyusup kedalam.
Krucuk-krucuk-krucuk.
Perutnya bunyi.
Rasanya lapar sekali. Padahal dia baru saja makan banyak ketika berbuka tadi.
Solat maghrib pun dengan perasaan jengah karena kekenyangan. Sesudah itu,
apalah lagi kalau bukan tidur saja jawabannya. Sebelum azan Isya berkumandang,
sejenak saja ia ingin meletakkan badan. Tapi sepertinya ia kebablasan. Alam sudah
sepi begini, sepertinya semua orang sudah larut dalam mimpi.
Ali
beranjak menuju dapur. Dinyalakannya lampu dapur. Ia membuka tudung saji. Masih
ada makanan sisa berbuka tadi. Dia melirik kearah jam. Jarum pendeknya
menunjukkan angka tiga lebih sedikit. Jarum panjangnya tepat diangka empat.
“Sekalian
sahur aja kali ya…” batinnya. Bergegas ia ambil piring dan menyendokkan nasi
kedalamnya. Sedikit terburu-buru. Dipikirannya, sempatkah lagi melaksanakan solat
isya? atau sudah terlepas waktu?
Ali makan
dengan lahap hingga kemudian terdengar bunyi kunci berputar dalam lubang pintu.
Kretek-kretek.
Dua kali.
Dia mengernyit.
Alisnya bertaut. Siapakah gerangan yang belum pulang malam buta begini? Adiknya
Ahmad? Bukannya dia tidak diizinkan emak untuk tadarusan bersama anak-anak lain
di Musalla? Huh. Mau memancing kemarahan emak lagi rupanya dia. Batin Ali.
Tak
didengarnya suara berisik. Biasanya anak-anak sepulang tadarus akan berisik
setengah mati. Bersama mereka akan terdengar suara kentongan yang dipukul
bertalu-talu. “Sambil mbangunin orang sahur” kata Ahmad. “kata ustadz, dalam
sahur itu ada berkah. Jadi kalau kita bisa menjadi wasilah orang lain untuk
mendapat berkah, itu bagus, bang” dalilnya.
Suara yang
didengar Ali agak aneh. Seperti suara kelebat kain dan suara langkah berat yang
menapak pelan-pelan. Ali melambatkan kunyahannya. Dipasangnya telinga dengan
siaga. Matanya memicing. Hingga tiba-tiba…
“Astaghfirullah,
Ali! Kamu gak puasa?” Teriak emak.
“Lho, emak
dari mana malam-malam?” tanya Ali tanpa rasa bersalah.
“Malam
apanya?? Astaghfirullah, naaak” Emak semakin berteriak. Ali semakin heran.
“Mak, ini
masih jam setengah empat, Mak”
“Heh. Jam
kita mati. Batereinya habis. Kan Mak suruh kamu belikan sore tadi sekalian beli
bukaan puasa” Omel emak.
“Jemaah
solat subuh sudah bubar dan kamu masih makan. Makanya, kalau berbuka jangan
berlebihan. Jadi panjang tidurnya, kan!” Omelan emak sambung menyambung demi
melihat Ali yang masih gak nyambung.
“Ja… jadi,
mak?” Ali Lemas. Tangan kanannya masih belepotan nasi berlauk. Ia menelan
ludah. Masih terasa aroma kari diliurnya.
#JuliNgeblog #Day8
No comments:
Post a Comment